Bamboolution merupakan modifikasi Inovasi konservasi dengan memanfaatkan Bambu pentung menjadi rumah konservasi bagi fauna langka dilindungi yakni Tringgiling (Manis Javanica).
Bambu yang menjadi bahan untuk rumah konservasi fauna langka ini berasal dari bambu yang ditanam untuk mencegah terjadinya erosi di daerah lereng, namun seiring berjalannya waktu tanaman bambu tersebut menjadi tua dan roboh. Tanaman bambu yang roboh ini menjadi kendala, karena tanaman bambu yang roboh terkadang mengenai tanaman reklamasi dan juga menghambat dalam akses jalan untuk melakukan perawatan
Kemunculan fauna Tringgiling di areal reklamasi OPD1 PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap telah terpantau beberapa kali melalui pemantauan mandiri dengan menggunakan Camera trap
Kegiatan reklamasi tahap operasi produksi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap berpengaruh terhadap ekosistem flora dan fauna karena ada perubahan jenis tanaman serta topografi lahan sehingga akan mempengaruhi lajunya keanekaragaman hayati. PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap melakukan pemantauan mandiri melalui camera trap dan ditemukan fauna Tringgiling (Manis javanica) di area reklamasi OPD 1 PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap yang merupakan fauna dilindungi sesuai Web IUCN, CITES, dan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/2018, tetapi fauna tersebut tidak terdapat pada rona awal pemantauan Dokumen Lingkungan Perusahaan. Tringgiling (Manis javanica) dipastikan hadir karena tersedianya makanan yang melimpah di area reklamasi tambang kintap seperti semut dan rayap, hal ini dikonfirmasi dengan di temukannya banyak rumah semut dan tanaman reklamasi yang telah roboh (karena umur) dengan lokasi yang berjauhan dan tidak menentu. Pada pengamatan di area reklamasi OPD 1 menggunakan camera trap di dapatkan beberapa temuan bahwa sifat dan kebiasaan dari teringgiling adalah senang mencari makan semut ataupun rayap terbukti dengan terekammnya hewan tersebut berdampingan dengan rumah semut ataupun tanaman roboh yang terdapat rayap di dalammnya.
PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap bersama dengan pemerhati lingkungan kehutanan bersama Institut Teknologi Bandung dan Universitas Lambung Mangkurat terus melakukan analisis keadaan ekosistem reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap sebagai area konservasi Tringgiling (Manis javanica). Area reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap memiliki sekitar 60 jenis tanaman yang dikembangkan didalamnya tertanam bambu petung yang pada awalnya digunakan sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya erosi di area lereng ataupun yang berdekatan pada darinase yang yang menampung air limpasan pada area yang luas pada area reklamasi. Namun, seiring berjalannya waktu ditemukan beberapa bambu petung yang telah tua akan mengalami fase roboh, hal ini berdampak pada efektiftas perawatan area reklamasi yang dilakukan oleh tim reklamasi karena akan mengalangi akses tim.
Potensi bambu roboh menjadi salah satu habitat terbaik bagi semut dan rayap akan menambah jumlah sumber makanan trenggiling. Sehingga perlu dilakukan adaptasi lingkungan dan rekayasa pedukung konservasi pada area reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap untuk meningkatkan keberlanjutan reklamasi dan konservasi Tringgiling (Manis javanica) sebagai salah satu hewan dengan Nilai Konservasi Tinggi. Melalui permasalahan tersebut maka PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap memiliki program dengan melakukan Pemanfaatan Bambu Petung (Bamboolution) di Area Reklamasi Sebagai Rumah Konservasi Tringgiling (Manis javanica).
Reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap adalah kegiatan pemulihan topografi dan revegetasi menjadi ekosistem baru dari kegiatan penambangan. Dari kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap flora dan fauna untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang baru. Dalam rangka memastikan flora dan fauna masih terdapat di area reklamasi, PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap aktif dalam melakukan pemantauan flora dan fauna. Pemantauan fauna dilakukan dengan alat camera trap yang di pasang di beberapa titik yang berpotensi sebagai tempat singgah atau jalur perjalan mencari makan fauna.
Peta sebaran Kemunculan Treggiling (Manis Javanica) Sebelum Adanya Inovasi Bamboolution
Dari beberapa titik pemantauan area reklamasi OPD 1 Pt Arutmin Indonesia Tambang Kintap didapatkan rekaman yang menunjukan keterdapatan fauna Tringgiling (Manis javanica) yang sedang berada di berdekatan dengan koloni semut. Disisi lainnya area reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap terdapat kondisi yang kurang menguntungkan yaitu di beberapa titik area yang ditanami bambu petung akan mengalami kondisi roboh dan lapuk akibat umur bambu yang telah tua. Bambu petung yang telah roboh ini berpotensi mengganggu aktivitas perawatan area reklamasi, tetapi disisi lainnya bambu yang telah lapuk menyimpan potensi besar sebagai tempat tinggal untuk koloni semut dan rayap. Sehingga perkembangan dan populasi fauna khususnya Tringgiling (Manis javanica) tidak menetap dan sulit untuk ditemui karena berdasarkan hasil identifikasi sebelum dilakukannya program. Tergambarkan dalam peta sebaran keterdapatan fauna Tringgiling (Manis javanica) dia area reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap. Dari hasil pemantauan terlihat selama tahun 2022 – 2023 hanya terdapat 5 kemunculan Tringgiling (Manis javanica) di area reklamasi tambang kintap, hal tersebut terjadi akibat belum adanya upaya konservasi yang dilakukan.
Pemanfaatan Bambu Petung Sebagai Rumah Konservasi Tringgiling (Manis javanica)
Pemantauan dengan Camera Trap rumah konservasi Tringgiling (Manis javanica)
Pemantauan dengan Camera Trap rumah konservasi Tringgiling (Manis javanica)
PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap berinovasi dengan Pemanfaatan Bambu Petung (Bamboolution) di Area Reklamasi Sebagai Rumah Konservasi Tringgiling (Manis javanica). Dimana memanfaatkan bambu petung yang telah rapuh untuk dimanfaatkan sebagai rumah konservasi Tringgiling (Manis javanica) karena bambu petung yang telah tua akan mengalami pelapukan dan menjadi habitat bagi koloni semut dan rayap sehingga menjadi tempat cadangan makanan baru bagi Tringgiling (Manis javanica) yang menyebabkan terciptanya rantai makanan agar fauna tersebut tetap bertahan tinggal di area reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap.
Peta sebaran kemunculan fauna Trenggiling (Manis Javanica) setelah adanya Innovasi BAMBOOLUTION Intensitas Kemunculan Meningkat 2 kali lipat
Setelah adanya program ini yang semula Tringgiling (Manis javanica) ditemukan pada area area tertentu dengan intensitas ditemukan 3 bulan sekali pada salah satu titik jelajah menjadi ditemukan 4 minggu sekali pada area rekayasa berdasarkan hasil program inovasi Pemanfaatan Bambu Petung (Bamboolution) di Area Reklamasi Sebagai Rumah Konservasi Tringgiling (Manis javanica).
Implementasi program inovasi Pemanfaatan Bambu Petung (Bamboolution) di Area Reklamasi Sebagai Rumah Konservasi Tringgiling (Manis javanica) juga dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan terutama fauna yang termasuk didalam NKT (Nilai Konservasi Tinggi) berdasar Web CITES dan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/2018 yaitu dapat menjaga dan meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati serta menjadi pusat edukasi untuk mendukung program Konservasi Reklamasi. Dengan metode inovasi ini PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap ikut serta dalam menjaga konservasi keanekaragaman hayati dan dijadikan sebagai tempat penelitian bagi akademisi untuk analisis ekosistem konservasi di reklamasi. Selain dari itu, dampak lingkungan pada inovasi ini, terdapat perubahan dan penambahan pada rantai makanan di area reklamasi untuk fuana Tringgiling; Terdapat penggunaan kembali limbah bambu petung yang sebelumnya tidak termanfaatkan menjadi produk untuk mendukung konservasi kehati dengan baik; serta terdapat perubahan perilaku perusahaan dan karyawan akan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati. Hasi dari beberapa dampak lingkungan tersebut terbukti bahwa inovasi ini menajadikan fauna Tringgiling (Manis javanica) menjadi mudah ditemui dengan intensitas 2x lipat dibandingkan sebelum adanya inovasi.