Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) merupakan salah satu fauna berstatus dilindungi secara nasional dan Internasional, kemunculan Fauna ini sudah terpantau beberapa kali di areal reklamasi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap melaui pengamatan mandiri melalui pemasangan Camera trap.
Kehadiran Fauna yang di lindungi ini menjadi perhatian khusus bagi PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap untuk menjaga kelestarian fauna tersebut. Pembuatan Lorong Konservasi menggunakan limbah non B3 yang dihasilkan selama kegiatan produksi yakni Belt Konveyor Bekas yang di pasang pada saluran drainase Reklamasi yang berfungsi sebagai lorong yang tidak hanya sebagai tempat berlindung, namun juga untuk menciptakan genangan mikro yang dapat digunakan sebagai sumber air untuk fauna tersebut.
Selain bermanfaat untuk menambah kekayaan fauna dilingkungan areal reklamasi, program ini juga turut andil dalam memanfaatkan limbah non B3 yakni belt konveyor.
KONDISI AWAL SEBELUM ADANYA PROGRAM
Kegiatan reklamasi tahap operasi produksi PT Arutmin Tambang Kintap berpengaruh terhadap ekosistem flora dan fauna karena ada perubahan jenis tanaman serta topografi lahan sehingga akan mempengaruhi lajunya keanekaragaman hayati. PT Arutmin Tambang Kintap melakukan pemantauan mandiri dan ditemukan Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) yang sebelumnya fauna tersebut tidak terdata pada dokumen lingkungan.
Pengembangan program berasal dari kajian dan praktik kerja perusahaan sendiri dimana ide program ini muncul agar reklamasi PT Arutmin Tambang Kintap bisa menjadi ekosistem tempat tinggal fauna. Ide perubahan atau inovasi yang dilakukan perusahaan berasal dari adanya peluang untuk mengatasi permasalahan yang ada. Ide inovasi yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi dan koordinasi antara Kepala Departement COP, CDEA dan SHE PT Arutmin Tambang Kintap dengan Tim Internal yang melibatkan divisi CSR, safety, enviroment dan mahasiswa kerja praktik Institut Teknologi Sepuluh Nopember untuk menentukan faktor apa saja yang dapat memulihkan ekosistem konservasi keanekaragaman hayati terutama spesies fauna yang belum terdata pada dokumen lingkungan yaitu Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis).
Hasilnya dilakukan dengan memanfaatkan sistem drainase pada area reklamasi sebagai lorong konservasi bagi fauna. Selain itu dilakukan dengan menambahkan belt konveyor yang merupakan limbah non B3 yang dapat menjadi penahan air sehingga pada saat musim kering masih ada air yang tertampung sehingga akan berdampak untuk meningkatkan jumlah dan spesies fauna. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan perbaikan keanekaragaman hayati dengan mengimplementasikan sistem pada seluruh area reklamasi. Oleh karena itu, PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap melakukan inovasi program Pembuatan Lorong Konservasi Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) dari Drainase Reklamasi untuk memulihkan ekosistem konservasi keanekaragaman hayati.
Pembuatan Lorong Konservasi Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalensis) dari Drainase Reklamasi merupakan program inovasi lingkungan PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap yang bertujuan memanfaatkan saluran drainase reklamasi sebagai koridor alami (wildlife corridor) bagi Kucing Kuwuk dan fauna lainnya. Program ini dilakukan dengan menambahkan belt konveyor bekas sebagai penahan air pada aliran drainase untuk menciptakan genangan mikro yang berfungsi sebagai sumber air dan habitat satwa. Melalui pendekatan ini, area reklamasi tidak hanya berfungsi sebagai lahan revegetasi, tetapi juga menjadi ekosistem hidup yang mendukung kelestarian keanekaragaman hayati. Inovasi ini berhasil meningkatkan populasi Kucing Kuwuk yang sebelumnya tidak terdata dalam dokumen lingkungan serta menjadikan area reklamasi sebagai pusat edukasi dan penelitian konservasi bagi masyarakat serta akademisi.
Fungsi utama dari Pembuatan Lorong Konservasi Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalensis) dari Drainase Reklamasi adalah sebagai koridor ekologis (wildlife corridor) yang menghubungkan dan mendukung keberlangsungan habitat satwa liar, khususnya Kucing Kuwuk, di area reklamasi pascatambang. Melalui pemanfaatan drainase reklamasi sebagai jalur konservasi yang dilengkapi dengan penahan air dari belt konveyor bekas, program ini berfungsi untuk menyediakan sumber air, tempat berlindung, dan area berburu alami bagi satwa. Selain itu, program ini juga berperan dalam memulihkan ekosistem reklamasi menjadi habitat berkelanjutan, meningkatkan keanekaragaman hayati, serta mendukung kegiatan edukasi dan penelitian konservasi bagi masyarakat dan akademisi di sekitar wilayah tambang.
Drainase Reklamasi Lorong Konservasi Sebagai Kucing Kuwuk dan fauna lain
Ekosistem Fauna Menetap di area reklamasi
Penambahan Individu Kucing Kuwuk Setelah adanya Pembuatan Lorong Konservasi
PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap berinovasi dengan Pembuatan Lorong Konservasi Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) dari Drainase Reklamasi. Dimana memanfaatkan belt konveyor yang diletakkan pada aliran drainase yang sudah terbentuk alami untuk menahan air sebagai tempat fauna khususnya Kucing Kuwuk minum dan mencari makanan. Sehingga terciptanya rantai makanan agar fauna tetap bertahan tinggal di area reklamasi. Berdasarkan hasil pemantauan mandiri individu dan populasi Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) dengan memasang camera trap di area reklamasi didapatkan hasil adanya 5 individu Kucing Kuwuk jantan dan betina.
Pada Implementasi program inovasi Pembuatan Lorong Konservasi Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) dari Drainase Reklamasi juga dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu dapat menjaga dan meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati serta menjadi pusat edukasi untuk mendukung program Konservasi Reklamasi. Dengan metode inovasi ini masyarakat lingkar tambang akan menjaga area reklamasi sehingga terjadi perubahan perilaku dan kesadaran serta dijadikan sebagai tempat penelitian bagi akademisi untuk analisis ekosistem konservasi di reklamasi. Selain dari itu, dampak lingkungan pada inovasi ini, terdapat pengayaan jenis fauna Kucing Kuwuk (Prionailurus bengalinensis) sebesar 2 individu yang belum terdata pada dokumen lingkungan rona awal.